Факты о REOG PONOROGO Показали

Факты о reog ponorogo Показали

Факты о reog ponorogo Показали

Blog Article

Warok adalah peraga dari kesenian reog Ponorogo yang tidak dapat dipisahkan dengan peraga lainnya. Dalam pertunjukkan ini warok adalah wong kang sugih wewarah artinya seseorang menjadi warok dapat memberi segala sesuatu yang diajarkan atau pengajaran pada orang lain tentang hidup.

This art is usually staged by less than 10 people of gamelan beater and the dancer, the interesting one from this art is its musical instrument that formed blown big bamboo.

Penggunaan topeng dalam Tari Reog Ponorogo juga menjadi lambang dari warisan budaya dan identitas lokal. Melalui pertunjukan ini, masyarakat Ponorogo memelihara dan melestarikan tradisi mereka, menjadikan topeng sebagai simbol kebanggaan dan keunikan budaya daerah.

Pusaka tersebut sangat ampuh dan dikenal dengan Pecut Samandiman. Sang Raja  tampan dan muda tersebut selalu membawa pusaka itu ke mana saja. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi di mana seni Reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.

Puncak dari pertunjukan ini adalah penari utama yang mengenakan kostum kepala singa yang dihiasi dengan bulu merak, yang disebut Dhadhak Merak, diiringi oleh sejumlah penari bertopeng dan kuda lumping.

Sementara di sisi lain, simbol-simbol reog sudah banyak yang website direduksi untuk kepentingan komersialisme sehingga menghilangkan unsur magis dan nilai-nilai budaya dalam Reog.Kesenian tradisional ini telah menjadi komoditas yang berorientasi pada materi. Hal ini tampak dalam program city branding kota Ponorogo yang menghadirkan patung-patung Reog yang banyak ditemui di sudut-sudut kota dengan berbagai media, sehingga menghilangkan unsur magis dari keseniaan Jawa tersebut. Selain itu, dalam beberapa pertunjukan Reog juga mulai banyak yang meninggalkan pakem-pakem yang harus dipenuhi dalam menampilkan seni Reog Ponorogo.

Bagaimana tidak, penari dengan topeng singa raksasa bergerak mengikuti irama gendang dan jidor dengan enerjik, sehingga memberikan suguhan yang menyedot perhatian segala lapisan masyarakat.

Kesenian Reog Ponorogo merupakan kesenian tradisional yang sarat akan nilai-nilai adiluhung yaitu nilai penting dalam membentuk harmoni sosial, menjaga moralitas, dan mengembangkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari. Reog sebagai kebanggaan masyarakat Ponorogo tidak hanya berkembang luas di dalam negeri tapi juga mancanegara. Dalam ajaran asthabrata dan kosmogoni jawa diartikan bahwa keblat papat kelimo pancer, Reog Ponorogo memiliki nilainilai luhur kehidupan orang-orang jawa. Meski demikian,tidak banyak masyarakat yang mengetahui makna-makna dibalik simbol-simbol dalam reog ponorogo.

Kendati sidang yang dilakukan UNESCO masih di akhir 2024 mendatang, hal tersebut membawa angin segar bagi masyarakat Ponorogo dan para seniman reog.

Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6–8 gadis yang menaiki kuda. Pada Reog tradisional, penari ini biasanya diperankan oleh gemblak, penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.

Kelana Sewandana adalah salah satu tokoh yang terkait erat dengan cerita dalam pertunjukan Tari Reog. Dalam cerita tradisional yang menjadi dasar dari Tari Reog, Kelana Sewandana adalah seorang pangeran yang penuh petualangan dan keberanian. Ia diceritakan melakukan perjalanan untuk mencari ilmu kealamian dan spiritualitas yang tinggi.

Gerakan kaki dan lutut memiliki peran penting dalam menciptakan langkah-langkah tarian yang khas. Selain itu kaki dan lutut menjadi kekuatan saat menari dengan beban topeng yang berat.

Rupanya Dewi Songgolangit berhasil membuat seorang Pangeran Kelana Sewandana jatuh hati dan ia ingin mempersunting Dewi Songgolangit. Namun ada prasyarat untuk melamar sang putri, pangeran harus membuat sebuah tontonan menarik berupa tarian yang belum pernah ada sebelumnya, dengan barisan kuda kembar berjumlah seratus empat puluh ekor dan binatang berkepala dua.

Report this page